Wednesday, March 22, 2017

Keindahan Tersembunyi di Malimping

Pantai Bagedur, yup dari namanya saja mungkin terlihat asing dan jarang banget ada yang tahu apalagi letak lokasinya yang menurutku cukup jauh dan terpencil. Kali ini aku akan berbagi pengalaman aku dan temanku menelusuri daerah Malimping yang terletak di Banten. Awal mula aku bisa pergi ke Malimping karena ajakan salah satu teman terbaikku namanya Putty Sabrina Sari dan aku biasa memanggilnya Putty. Jadi dia ajak aku untuk main ke Pantai Sawarna dan nginep dirumah temannya yang memang tinggal dan asli orang Malimping, sebelum aku meng-iyakan ajakannya aku bertanya-tanya perjalanan dari Jakarta ke Pantai Sawarna berapa jam dan Putty bilang kalau dari Bogor hanya perlu waktu sekitar 3 jam perjalanan dengan Bus. Setelah berfikir terlalu lama dan berkhayal Pantai Sawarna, akupun setuju dengan ajakan Putty dan segera meminta izin orang tuaku dan orang tuaku pun setuju karena memang sudah kenal dengan Putty. Sebelum berangkat aku sempat bertanya kepada saudaraku yang memang sudah pernah ke Sawarna dan dia bilang ke Sawarna sangat jauh gak cukup memakan waktu 3 jam perjalanan dari Bogor, hmmm aku hanya iya dan berlalu begitu saja.
Hari yang ditunggu pun tiba, sekitar pukul 5 pagi aku diantar papapku sampai Stasiun Tebet, disana aku menunggu Putty untuk naik kereta ke Bogor. Sekitar pukul setengah 6 aku sudah dikereta bersama Putty dan tiba di Bogor tepat jam 7 pagi. Setelah turun kereta dan keluar stasiun, tujuan kami selanjutnya adalah Terminal Bubulak yang terletak cukup jauh dari stasiun dan kami harus naik angkot untuk menuju kesana. Sesampainya di Terminal Bubulak, kami merasa lapar dan mencari jajanan dan cemilan yang bisa dibawa dan dimakan dibus yang kami tumpangi. Bus Rudy nama bus yang akan mengantarkan kami sampai tujuan, kemudian kami bergegas masuk dan mencari tempat duduk. Ketika bus sudah penuh terisi penumapang perlahan bus meninggalkan Terminal Bubulak. Dalam perjalanan aku bertanya kembali pada Putty berapa lama perjalanan, dan jawaban Putty berbeda dari hari sebelum berangkat, dia bilang bahwa kita harus transit dan berganti bus di Terminal Serang serta perjalanan dari Terminal Bubulak ke Terminal Serang memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan, aku kaget dan sedikit shock mendengarnya haha. Setelah lama berbincang dan tidur di bus tak terasa kami sudah tiba di Terminal Serang dan kami segera mencari bus yang akan mengantar kami ke tujuan.  Sebelum bus berangkat kami mencari makan siang dan cemilan untuk kami makan didalam bus. Setelah selesai membeli makanan dan cemilan kamipun bergegas kembali kedalam bus dan bus segera berangkat. Didalam perjalanan kami hanya melihat hutan lebat. Dalam hati sedikit ada rasa takut dan khawatir karena pada saat itu bus yang kami tumpangi sepi. Aku terbangun karena mendengar suara receh yang digoyangkan ditangan sang kenek. Itu sebuah tanda sang kenek akan menagih ongkos. Aku dan temanku sudah menyiapkan uang sebesar Rp. 40.000. Tapi ternyata kenek tersebut meminta Rp. 50.000, mungkin karena tahu kami pendatang dan wanita hanya berdua.
 Akhirnya kamipun tiba di tujuan terakhir kami. Bus berhenti tepat diseberang rumah Hany yaitu temannya Putty. Kami tiba di rumah Hany sekitar pukul 5 sore hari. Setelah masuk dan saling menyapa keluarga Hany, kamipun langsung bergegas ke Pantai Bagedur untuk melihat sunset. Hany bilang sih pantainya deket hanya beberapa meter dari rumahnya. Kami memutuskan untuk menyewa motor dan pergi bertiga naik motor. Aku merasa tertipu dengan ucapan Hany yang bilang kalau pantai tersebut dekat dari rumahnya. Ternyata jaraknya lebih dari 5 KM dan cukup jauh kalau menurutku. 
Dan kamipun tiba di Pantai Bagedur yang sangat indah dipandang mata. Aku merasa tidak sia – sia melakukan perjalanan jauh tapi aku mendapatkan pemandangan pantai yang indah sampai aku gak bisa berkata apa – apa lagi. Kami bersama – sama bercanda tawa dan gembira saling memercikan air laut dan menunggu sunset datang. Pantai Bagedur merupakan pantai yang luas dan panjang, pasirnya yang kehitaman membuat pantai bagedur beda dari yang lain. Walaupun pasirnya hitam namun pantai ini tidak terlihat kotor. Oh iya Pantai Bagedur merupakan salah satu Surf Point. Setelah menunggu dan menanti. Golden Sunset Pantai Bagedur tiba dan aku terkagum – kagum melihatnya serta tak lupa aku mengabadikannya dengan kamera handphonku. Langit semakin gelap dan memaksa kami harus pulang. Hany bilang kita harus pulang sebelum hari semakin gelap karena didaerah tersebut masih rawan begal dan kejahatan kriminal lainnya. Sesampainya dirumah, kami membersihkan diri dan mandi untuk bersiap makan malam bersama keluarga Hany. Setelah selesai makan malam kami putuskan untuk beristirahat karena merasa sangat lelah melakukan perjalanan yang cukup lama.




Pagi pun tiba dan kami sudah siap untuk melakukan perjalanan berikutnya yaitu Pantai Sawarna. Sebelum kami berangkat kami sarapan bersama dan berbincang sederhana. Saat sarapan kami membicarakan perjalanan menuju Pantai Sawarna. Hany bilang waktu kita tak memungkinkan apabila melakukan perjalanan ke Pantai Sawarna. Karena jaraknya yang jauh dan jalannya masih rusak serta rawan begal. Akhirnya Hany memberikan rekomendasi lain yaitu Pantai Pasir Putih Makimping. Setelah selesai makan kami bersiap dan langsung bergegas pergi menuju Pantai Pasir Putih Malimping. Jarak antara rumah Hany ke pantai tersebut memerlukan waktu sekitar 1 jam.
Sesampainya di Pantai Pasir Putih Malimping kami langsung menuju saung yang ada dipinggir pantai. Siang itu matahari bersinar sangat terang dan hari memang sangat cerah. Aku segera memakai sunblock. Di pantai tersebut banyak sekali yang memancing ikan. Pantainya bagus dan sepi namun tetap saja tidak bisa dibuat berenang karena ombaknya yang sangat besar. Aku sangat menikmati suasana di pantai tersebut sambil melihat orang memancing dan bermain air. Setelah merasa bosan berada di pantai tersebut kami memutuskan untuk berpindah tempat yang viewnya lebih menarik. Tujuan kami selanjutnya masih berada di area Pantai Pasir Putih hanya dengan view yang berbeda dengan adanya bebatuan yang besar. Aku tidak tahu nama pantainya apa dan Hanypun tidak paham betul. Namun warga sekitar sering menyebutnya Pantai Pasir Putih Malimping sama saja namanya namun berbeda viewnya. View di pantai ini cukup bagus dan unik karena bebatuan di pantai ini sangat besar. Ombaknya pun sangat besar dan terkadang melampaui bebatuan yang besar. Tidak lupa mengabadikan moment ini dengan kamera handphoneku. Terasa sudah cukup berada di pantai tersebut. Kami melanjutkan perjalanan berikut yaitu menuju Pantai Binuangeun.




Dalam perjalanan menuju Pantai Binuangeun kami melewati banyak pohon kelapa dan hutan serta ada pabrik semen dan adapun beberapa rumah penduduk. Hanya saja daerah tersebut sepi jalanpun sepia tau mungkin karena bukan hari libur. Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh akhirnya kami tiba di Pantai Binuangeun. Pantai Binuangeun merupakan pantai yang terkenal bagi para pemancing. Akses menuju Pantai Binuangeun cukup jauh dan memerlukan waktu tempuh yang lumayan lama. Menurut aku lokasi Pantai Binuangeun sangat terpencil dan cukup sulit akses menuju ke pantai tersebut karena tidak ada kendaraan umum. Huaaaaaaaa lega rasanya telah tiba di perjalanan terakhir kami. Namun kali ini aku hanya bermain air sendiri karena Hany dan Putty tidak mau bergabung. Mereka hanya ingin basah kaki saja. Aku segera mengganti bajuku dan berendam di air haha. Oh iya di Pantai Binuangeun ada lokasi dimana tidak ada ombak sehingga kita bisa snorkeling. Namun saat itu aku tidak membawa kacamata renang dan disana juga tidak ada penyewaan alat snorkel. Jadi dengan sangat terpaksa aku berenang untuk menghibur diri saja. Saat aku berenang banyak anak kecil warga asli sana menghampiriku dan ikut bermain bersama. Mereka bilang di lokasi aku snorkeling banyak gurita dan harus berhati – hati. Hari semakin sore dan aku segera ganti baju serta siap untuk kembali ke rumah Hany. Dalam perjalanan pulang kami merasa perut kami butuh asupan. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir sebentar makan bakso ikan khas Daerah Binuangeun yang harga satu porsinya hanya 5.000 Rupiah. Kami sangat menikmati hidangan bakso ikan tersebut. Hany dan Putty sampai nambah karena memang rasanya enak. Setelah selesai makan dan duduk – duduk sebentar karena merasa kenyang. Kami melanjutkan perjalanan pulang kembali ke rumah Hany untuk beristirahat karena besok aku dan Putty harus kembali ke Jakarta.



Pukul 5 pagi aku terbangun karena Putty mengoyak tubuhku mencoba membangunkanku karena kami akan kembali pulang ke Jakarta. Sebelum kembali ke Jakarta aku dan Putty membujuk Hany untuk melihat sunrise di Pantai Bagedur. Kemudian Hany setuju dengan ajakan kami dan kami pun bergegas memburu sunrise di Pantai Bagedur. Perjalanan menuju Pantai Bagedur kita akan disambut oleh pohon karet yang tumbuh lebat di kanan dan kiri jalan. Jalan menuju Pantai Bagedur tidak rusak dan termasuk bagus. Aksesnya tidak terlalu sulit. Sesampainya di Pantai Bagedur kami menikmati sunrise, namun hanya beberapa menit dan setelah itu tertutup awa. Di Pantai Bagedur hanya kami yang berkunjung dan tidak ada pengunjung lain jadi terasa seperti private beach. Oh iya Pantai Bagedur sering dipakai para peternak untuk mengembala kerbau atau sapi. Hal itu sering menjadi pemandangan para wisatawan. Sinar matahari mulai meninggi pertanda kami harus kembali ke rumah Hany dan bersiap untuk pulang ke Jakarta.



Saat tiba di rumah Hany aku dan Putty segera mempersiapkan barang dan memeriksa kembali supaya tidak ada yang ketinggalan. Setelah semua siap dan siap untuk kembali ke rumah. Kami berpamitan kepada keluarga Hany dan kemudian bergegas naik ke bus yang akan mengantarkan kami kembali pulang. Aku merasa sangat bersyukur bisa berkunjung dan menikmati alam yang sangat indah. Banyak hal yang bisa menjadi pelajaran dalam perjalananku kali ini. See you on the next story.



Friday, March 17, 2017

Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat 2013


Yeay Finally aku bisa ngeblog lagi setelah sekian lama udah males banget main blog karena lupa password sampai akhirnya aku terpaksa buat blog baru karena aku mau sharing cerita aku lagi. Kali ini aku mau sharing pengalaman pertama aku hiking ke Gunung Gede Pangrango yang terletak didaerah Jawa Barat dan lokasinya deket banget sama Cibodas, gunung tersebut memiliki ketinggian 2.958 mdpl (meter dibawah permukaan laut )  dan Gunung Gede merupakan urutan ke-3 dalam kategori gunung paling tinggi di Jawa Barat setelah Gunung Pangrango ( 3.019 mdpl ) dan Gunung Ceremai yang merupakan urutan pertama dalam kategori gunung tertinggi di Jawa Barat yang memiliki ketinggian 3.078 mdpl.



Anyway pertama kali aku hiking diajak sama temen aku sekitar Bulan Mei di Tahun 2013, terus aku yang gak punya pengalaman sama sekali dan tanpa cari tau dulu ataupun searching apa aja yang harus dibawa dan dipersiapkan secara matang, aku udah percaya diri aja dan hayuk aja diajak tanpa fikir panjang. Aku prepare sweater dan jaket lumayan banya, pokoknya tas aku udah kayak orang mau mingggat seminggu wkwkwk padahal cuma 3 hari 2 malam rencana perginya, and then begitu aku udah packing semua barang aku dan apa aja yang harus dibawa dari instruksi temen aku, aku langsung berangkat ngumpul dirumahnya temennya temen aku. Begitu sampai disana, aku malah disuruh bongkar packingan aku terus di seleksi gitu ternyata yang harus aku bawa cuma setengahnya dari yang aku packing dirumah, dalam hati berkata bikin capek gue aja bawa berat2 dari rumah yang kepake Cuma setengahnya malah gak sampe. Udah selesai packing dan kumpul semua, akhirnya kita mulai berangkat dengan sepeda motor ( gue fikir naik mobil atau bis gitu ) tapi berhubung gue emang yang lagi pengen banget naik gunung, yaudahlah gue lanjutin perjalanan walaupun ditengah jalan sering kecapean dan ngantuk tidur di motor sampe mau jatoh ngejengkang kebelakang.  Aku start perjalanan sekitar jam 10an dan membutuhkan waktu kurang lebih 2 sampai 3 jam. Tiba dilokasi sekitar jam 1 malam dan langsung menitipkan motor di Basecamp dan melakukan SIMAKSI atau semacam pendaftaran serta dikenakan biaya perorangnya sebesar Rp. 60.000 untuk 3 Hari 2 Malam. Pembayaran itu dilakukan kolektif oleh temen aku yang memang sudah pengalaman ke gunung, dia yang mengatur biaya semuanya, biaya itu sudah termasuk makan dan hal apapun kecuali aku mau jajan sendiri. Setelah selesai pendaftaran dan menitipkan motor, kita lanjut melakukan perjalanan ke titik pertama melalui jalur Gunung Putri  dengan menyewa mobil box terbuka. Sesampainya di titik pertama kita istirahat makan dan memeriksa kembali barang bawaan, kemudian kita bersiap – siap untuk memulai perjalanan dan diawali dengan berdoa bersama. Pukul 03.00 Pagi kita mulai mendaki Gunung Gede melalui via Putri, melewati rumah – rumah penduduk serta perkebunan. Suasana yang masih gelap dan hening sedikit membuat aku takut, takut akan ular, hantu atau makhluk lain ( asli takut bukan lebay ). “Habis gelap terbitlah terang” setelah berjalan kurang lebih satu jam, langit mulai terang dan pagi mulai datang, aku dan teman2 tiba di Pos Pendakian Pertama berupa Rumah sebagai simbol yang posisinya ada disebelah kanan kemudian kita  istirahat sebentar dan melanjutkan perjalanan. Trek yang aku laluin dari Pos Pemeriksaan sampai Gapura yang bertuliskan "Taman Nasional Gunung Gede Pangrango" masih biasa aja sih menurut aku haha gaya banget yak gue. But seriously setelah lewatin gapura baru deh tuh treknya lumayan banget buat pemula kaya aku, gak terlalu sulit tapi gak gampang.Setelah melalui beberapa pos dan merasa lelah akhirnya aku dan teman2 aku sampai di Surya Kencana. Surya Kencana merupakan camping ground buat para pendaki terus ada juga yang bilang Surya Kencana merupakan habitat dinosaurus karena areanya yang luas banget dan dikelilingi hutan, ah pokoknya kalo udah di Surken sebutan famousnya mau jungkir balik, mau lari-lari gaku rasa gak akan kuat juga sih. 



Setelah istirahat duduk-duduk sebentar kita sama-sama bikin tenda, dan sebagian ada yang masak untuk makan siang, serta ada juga yang cari air untuk minum, kalo aku malah main ke tenda tetangga sebelah nyari makanan haha. Jam 2 siang di Surken rasanya kaya lagi di Jepang suhunya dingin banget padahal waktu itu matahari terang banget, terus aku harus pakai jaket double-double dan itupun masih menggigil haha lebay banget. Bisa jadi karena aku pemula dan baru pertama kali hiking jadi ngerasa dingin banget. Karena cuacanya mendukung untuk hibernasi, aku akhirnya tidur berasa dikamar pakai ac wkwk. Malampun tiba, semuanya berkumpul dan bikin api unggun kecil-kecilan terus ada yang bikin kopi, mie instant, cuma sayang banget gak bakar marshmellow karena gak bawa. Kita saling bercanda tawa, nyanyi bareng-bareng, sampai ngobrolin hal yang gak penting sampai waktu larut. Malam itu langit terang banget sampai bintangnya muncul dan banyak banget, aku sama temen-temen aku tiduran dirumput hanya pakai sleepingbag alias kantung tidur sambil memandangi bintang yang ada dilangit. Saat itu aku ngerasa deket banget sama langit, dan mungkin itu yang dibilang kolong langit. Aku bersyukur banget bisa nikmatin alam semesta buatan Yang Maha Kuasa. Aku bangga banget tinggal di Indonesia, karena kekayaan alamnya berlimpah. Kami tiduran sambil lihat bintang dan cerita-cerita sampai larut dan sampai akhirnya memutuskan untuk masuk ke tenda untuk tidur karena besoknya jam 4 pagi harus udah packing buat summit atau naik ke puncak dan lanjut pulang.
     Tepat waktu subuh sekitar jam 4.30 aku dibangunin untuk prepare summit dan pulang, aku langsung packing baju dan peralatan aku kedalam tas. Kira-kira semua udah siap, kita berkumpul dan berdoa sebelum berangkat summit dan kembali pulang. Jarak dari Surken menuju puncak Gunung Gede aku gak tau pastinya berapa mdpl, pokoknya aku jalan kurang lebih satu jam setengah dan finally tiba di puncak Gunung Gede. For the first time aku bisa sampai puncak gunung, aku nangis sih terharu dan gatau kenapa juga aku bisa nangis. Mungkin itu rasa syukur yang ada didalam hati aku, aku gak percaya awalnya aku akan sampai puncak. Di atas puncak aku ngerasa kecil banget dan gak ada apa-apanya, disitu aku sadar Tuhan Maha Besar. Tanpa ijinNya aku mungkin gak akan bisa pijakin kaki aku di Puncak Gunung Gede, aku bersyukur banget. Setelah semuanya sampai di puncak, kita foto bersama dan istirahat sebentar untuk makan.


 Gunung Gede merupakan gunung yang masih aktif, bau belerangnyapun terkadang masih tercium jika cuaca buruk. Hari mulai siang dan kami semua harus melanjutkan perjalanan untuk turun dan kembali pulang. Trekking turun menurut aku gak terlalu berat dan waktunya lebih cepat, namun tetep ada trek yang sulit yaitu tanjakkan setan tapi kalau aku bilang lebih tepatnya tanjakkan spiderman karena kita harus turun menggunakan tali. Sebenernya sedikit serem juga sih kalau gak kuat-kuat pegang talinya kita bisa jatuh kebawah, dan dibawah banyak batu besar. Beberapa jam melalui perjalan, sampailah kami di pos yang letaknya bersebelahan dengan air terjun yang airnya panas dan biasa digunakan untuk berendam dan merilekskan tubuh serta kaki yang pegal-pegal karena lamanya berjalan, kami semua singgah dan berendam hingga sore tiba dan harus bersiap lagi turun sebelum matahari terbenam. Belum puas mampir ke pemandian air panas yang ada diatas, aku mengajak temanku untuk mampir sebentar ke air terjun Cibireum yang cukup terkenal, aku hanya foto sebentar dan kembali melanjutkan perjalanan pulang bersama temanku.

And finally kami semua tiba di titik terakhir yaitu pos pemeriksaan turun gunung, ternyata sehabis turun gunung kita harus lapor jumlah anggota yang naik dan itu harus sama dengan laporan pada saat kita ingin naik. Hmmm sehabis itu kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp dan istirahat serta kembali pulang. Banyak banget pelajaran yang aku dapet untuk pertama kali aku hiking.



Know Your Healthy Skin with Bio-Oil

Hollaaaaaa Peeps! Kali ini aku mau sharing ke kalian tentang Bio-Oil minyak ajaib yang bisa membuat kulit kinclong, sehat dan terawa...