Pantai Bagedur, yup dari namanya saja mungkin
terlihat asing dan jarang banget ada yang tahu apalagi letak lokasinya yang
menurutku cukup jauh dan terpencil. Kali ini aku akan berbagi pengalaman aku
dan temanku menelusuri daerah Malimping yang terletak di Banten. Awal mula aku
bisa pergi ke Malimping karena ajakan salah satu teman terbaikku namanya Putty
Sabrina Sari dan aku biasa memanggilnya Putty. Jadi dia ajak aku untuk main ke
Pantai Sawarna dan nginep dirumah temannya yang memang tinggal dan asli orang
Malimping, sebelum aku meng-iyakan ajakannya aku bertanya-tanya perjalanan dari
Jakarta ke Pantai Sawarna berapa jam dan Putty bilang kalau dari Bogor hanya
perlu waktu sekitar 3 jam perjalanan dengan Bus. Setelah berfikir terlalu lama
dan berkhayal Pantai Sawarna, akupun setuju dengan ajakan Putty dan segera
meminta izin orang tuaku dan orang tuaku pun setuju karena memang sudah kenal
dengan Putty. Sebelum berangkat aku sempat bertanya kepada saudaraku yang
memang sudah pernah ke Sawarna dan dia bilang ke Sawarna sangat jauh gak cukup
memakan waktu 3 jam perjalanan dari Bogor, hmmm aku hanya iya dan berlalu
begitu saja.
Hari yang ditunggu pun tiba, sekitar pukul 5
pagi aku diantar papapku sampai Stasiun Tebet, disana aku menunggu Putty untuk
naik kereta ke Bogor. Sekitar pukul setengah 6 aku sudah dikereta bersama Putty
dan tiba di Bogor tepat jam 7 pagi. Setelah turun kereta dan keluar stasiun,
tujuan kami selanjutnya adalah Terminal Bubulak yang terletak cukup jauh dari
stasiun dan kami harus naik angkot untuk menuju kesana. Sesampainya di Terminal
Bubulak, kami merasa lapar dan mencari jajanan dan cemilan yang bisa dibawa dan
dimakan dibus yang kami tumpangi. Bus Rudy nama bus yang akan mengantarkan kami
sampai tujuan, kemudian kami bergegas masuk dan mencari tempat duduk. Ketika
bus sudah penuh terisi penumapang perlahan bus meninggalkan Terminal Bubulak.
Dalam perjalanan aku bertanya kembali pada Putty berapa lama perjalanan, dan
jawaban Putty berbeda dari hari sebelum berangkat, dia bilang bahwa kita harus
transit dan berganti bus di Terminal Serang serta perjalanan dari Terminal
Bubulak ke Terminal Serang memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan, aku kaget
dan sedikit shock mendengarnya haha. Setelah lama berbincang dan tidur di bus
tak terasa kami sudah tiba di Terminal Serang dan kami segera mencari bus yang
akan mengantar kami ke tujuan. Sebelum
bus berangkat kami mencari makan siang dan cemilan untuk kami makan didalam bus.
Setelah selesai membeli makanan dan cemilan kamipun bergegas kembali kedalam
bus dan bus segera berangkat. Didalam perjalanan kami hanya melihat hutan
lebat. Dalam hati sedikit ada rasa takut dan khawatir karena pada saat itu bus
yang kami tumpangi sepi. Aku terbangun karena mendengar suara receh yang
digoyangkan ditangan sang kenek. Itu sebuah tanda sang kenek akan menagih
ongkos. Aku dan temanku sudah menyiapkan uang sebesar Rp. 40.000. Tapi ternyata
kenek tersebut meminta Rp. 50.000, mungkin karena tahu kami pendatang dan
wanita hanya berdua.
Akhirnya
kamipun tiba di tujuan terakhir kami. Bus berhenti tepat diseberang rumah Hany
yaitu temannya Putty. Kami tiba di rumah Hany sekitar pukul 5 sore hari.
Setelah masuk dan saling menyapa keluarga Hany, kamipun langsung bergegas ke
Pantai Bagedur untuk melihat sunset. Hany bilang sih pantainya deket hanya
beberapa meter dari rumahnya. Kami memutuskan untuk menyewa motor dan pergi
bertiga naik motor. Aku merasa tertipu dengan ucapan Hany yang bilang kalau pantai
tersebut dekat dari rumahnya. Ternyata jaraknya lebih dari 5 KM dan cukup jauh
kalau menurutku.
Dan kamipun tiba di Pantai Bagedur yang sangat indah dipandang
mata. Aku merasa tidak sia – sia melakukan perjalanan jauh tapi aku mendapatkan
pemandangan pantai yang indah sampai aku gak bisa berkata apa – apa lagi. Kami
bersama – sama bercanda tawa dan gembira saling memercikan air laut dan
menunggu sunset datang. Pantai Bagedur merupakan pantai yang luas dan panjang,
pasirnya yang kehitaman membuat pantai bagedur beda dari yang lain. Walaupun
pasirnya hitam namun pantai ini tidak terlihat kotor. Oh iya Pantai Bagedur
merupakan salah satu Surf Point. Setelah menunggu dan menanti. Golden Sunset
Pantai Bagedur tiba dan aku terkagum – kagum melihatnya serta tak lupa aku
mengabadikannya dengan kamera handphonku. Langit semakin gelap dan memaksa kami
harus pulang. Hany bilang kita harus pulang sebelum hari semakin gelap karena
didaerah tersebut masih rawan begal dan kejahatan kriminal lainnya. Sesampainya
dirumah, kami membersihkan diri dan mandi untuk bersiap makan malam bersama
keluarga Hany. Setelah selesai makan malam kami putuskan untuk beristirahat
karena merasa sangat lelah melakukan perjalanan yang cukup lama.
Pagi pun tiba dan kami sudah siap untuk melakukan
perjalanan berikutnya yaitu Pantai Sawarna. Sebelum kami berangkat kami sarapan
bersama dan berbincang sederhana. Saat sarapan kami membicarakan perjalanan
menuju Pantai Sawarna. Hany bilang waktu kita tak memungkinkan apabila
melakukan perjalanan ke Pantai Sawarna. Karena jaraknya yang jauh dan jalannya
masih rusak serta rawan begal. Akhirnya Hany memberikan rekomendasi lain yaitu
Pantai Pasir Putih Makimping. Setelah selesai makan kami bersiap dan langsung
bergegas pergi menuju Pantai Pasir Putih Malimping. Jarak antara rumah Hany ke
pantai tersebut memerlukan waktu sekitar 1 jam.
Sesampainya di Pantai Pasir Putih Malimping
kami langsung menuju saung yang ada dipinggir pantai. Siang itu matahari
bersinar sangat terang dan hari memang sangat cerah. Aku segera memakai
sunblock. Di pantai tersebut banyak sekali yang memancing ikan. Pantainya bagus
dan sepi namun tetap saja tidak bisa dibuat berenang karena ombaknya yang
sangat besar. Aku sangat menikmati suasana di pantai tersebut sambil melihat
orang memancing dan bermain air. Setelah merasa bosan berada di pantai tersebut
kami memutuskan untuk berpindah tempat yang viewnya lebih menarik. Tujuan kami
selanjutnya masih berada di area Pantai Pasir Putih hanya dengan view yang
berbeda dengan adanya bebatuan yang besar. Aku tidak tahu nama pantainya apa
dan Hanypun tidak paham betul. Namun warga sekitar sering menyebutnya Pantai
Pasir Putih Malimping sama saja namanya namun berbeda viewnya. View di pantai
ini cukup bagus dan unik karena bebatuan di pantai ini sangat besar. Ombaknya
pun sangat besar dan terkadang melampaui bebatuan yang besar. Tidak lupa
mengabadikan moment ini dengan kamera handphoneku. Terasa sudah cukup berada di
pantai tersebut. Kami melanjutkan perjalanan berikut yaitu menuju Pantai
Binuangeun.
Dalam perjalanan menuju Pantai Binuangeun kami
melewati banyak pohon kelapa dan hutan serta ada pabrik semen dan adapun
beberapa rumah penduduk. Hanya saja daerah tersebut sepi jalanpun sepia tau mungkin
karena bukan hari libur. Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh akhirnya
kami tiba di Pantai Binuangeun. Pantai Binuangeun merupakan pantai yang
terkenal bagi para pemancing. Akses menuju Pantai Binuangeun cukup jauh dan
memerlukan waktu tempuh yang lumayan lama. Menurut aku lokasi Pantai Binuangeun
sangat terpencil dan cukup sulit akses menuju ke pantai tersebut karena tidak
ada kendaraan umum. Huaaaaaaaa lega rasanya telah tiba di perjalanan terakhir
kami. Namun kali ini aku hanya bermain air sendiri karena Hany dan Putty tidak
mau bergabung. Mereka hanya ingin basah kaki saja. Aku segera mengganti bajuku
dan berendam di air haha. Oh iya di Pantai Binuangeun ada lokasi dimana tidak
ada ombak sehingga kita bisa snorkeling. Namun saat itu aku tidak membawa
kacamata renang dan disana juga tidak ada penyewaan alat snorkel. Jadi dengan
sangat terpaksa aku berenang untuk menghibur diri saja. Saat aku berenang
banyak anak kecil warga asli sana menghampiriku dan ikut bermain bersama.
Mereka bilang di lokasi aku snorkeling banyak gurita dan harus berhati – hati. Hari
semakin sore dan aku segera ganti baju serta siap untuk kembali ke rumah Hany. Dalam
perjalanan pulang kami merasa perut kami butuh asupan. Akhirnya kami memutuskan
untuk mampir sebentar makan bakso ikan khas Daerah Binuangeun yang harga satu
porsinya hanya 5.000 Rupiah. Kami sangat menikmati hidangan bakso ikan
tersebut. Hany dan Putty sampai nambah karena memang rasanya enak. Setelah
selesai makan dan duduk – duduk sebentar karena merasa kenyang. Kami
melanjutkan perjalanan pulang kembali ke rumah Hany untuk beristirahat karena
besok aku dan Putty harus kembali ke Jakarta.
Pukul 5 pagi aku terbangun karena Putty
mengoyak tubuhku mencoba membangunkanku karena kami akan kembali pulang ke
Jakarta. Sebelum kembali ke Jakarta aku dan Putty membujuk Hany untuk melihat
sunrise di Pantai Bagedur. Kemudian Hany setuju dengan ajakan kami dan kami pun
bergegas memburu sunrise di Pantai Bagedur. Perjalanan menuju Pantai Bagedur
kita akan disambut oleh pohon karet yang tumbuh lebat di kanan dan kiri jalan.
Jalan menuju Pantai Bagedur tidak rusak dan termasuk bagus. Aksesnya tidak
terlalu sulit. Sesampainya di Pantai Bagedur kami menikmati sunrise, namun
hanya beberapa menit dan setelah itu tertutup awa. Di Pantai Bagedur hanya kami
yang berkunjung dan tidak ada pengunjung lain jadi terasa seperti private
beach. Oh iya Pantai Bagedur sering dipakai para peternak untuk mengembala
kerbau atau sapi. Hal itu sering menjadi pemandangan para wisatawan. Sinar
matahari mulai meninggi pertanda kami harus kembali ke rumah Hany dan bersiap
untuk pulang ke Jakarta.
Saat tiba di rumah Hany aku dan Putty segera
mempersiapkan barang dan memeriksa kembali supaya tidak ada yang ketinggalan.
Setelah semua siap dan siap untuk kembali ke rumah. Kami berpamitan kepada
keluarga Hany dan kemudian bergegas naik ke bus yang akan mengantarkan kami
kembali pulang. Aku merasa sangat bersyukur bisa berkunjung dan menikmati alam
yang sangat indah. Banyak hal yang bisa menjadi pelajaran dalam perjalananku
kali ini. See you on the next story.
No comments:
Post a Comment